SUMBER AIR DI BALI, PERMASALAHAN DAN SOLUSINYA
Teologi dan Etika Air merupakan cermin kearifan lokal dalam pengelolaan air yang menegaskan peran lembaga masyarakat dalam manajemen air. Pengelolaan sumberdaya air dilakukan melalui pendekatan teologik-teknologis-teknokratis, karena air bersifat tangible-intangible. Teologi dan Etika mempunyai landasan akademik terhadap pendekatan sektoral pemanfaatan sumberdaya alam. Para ilmuwan dan pengambil kebijakan harus berhati – hati dalam mengambil keputusan pengelolaan sumberdaya alam. Pengambil kebijakan hendaknya jangan memandang rendah pada kearifan lokal dan jangan pula berasumsi bahwa hanya pengetahuan modern yang valid dalam memecahkan masalah pengelolaan air.
Visi pengelolaan air dalam UU No. 7 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa air harus dikelola melalui penataan seluruh ekosistemnya dalam satu kesatuan pengelolaan. Keseimbangan kedudukan air sebagai benda sosial, lingkungan hidup dan ekonomi. Mengakui air sebagai satu karunia dimana keberadaan sumberdaya air diatur oleh mekanisme alam yang bersifat sangat adil dan fleksibel.
Karakteristik air telah memberi inspirasi masyarakat Bali memahami nilai skala- niskala, rwa-bhinneda dan rekonsliatif air. Sistem pengelolaan secara transparan, demokratis dan tercermin dalam pengambilan keputusan melalui forum dialog kelompok masyarakat Bali dilaksanakan dalam sistem pertanian dan subak sebagai sistem budaya yang didukung oleh norma, kelembagaan dan artofak sebagai berikut:
1. Karakteristik sebaran keberadaan air menunjukkan bahwa air selalu bergerak mencari jalannya secara bertahap dalam bentuk tetes, aliran, gelombang dan dapat berubah wujud menjadi uap ataupun salju, namun dapat berbalik kembali dalam bentuk badai dan tsunami. Air memberikan kehidupan ekonomi, sosial yang adil dan transparan. Secara etika moral, sistem pengaturan memungkinkan setiap orang untuk dapat memenuhi kebutuhan air. Kegagalan memperoleh kebutuhan air secara etik menggambarkan kegagalan sistem distribusi, juga menggambarkan ketidakberhasilan sistem ekonomi untuk mencapai konsumen, karena air tidak diproduksi. Karakter air karenanya dapat memberi pembelajaran politik yang demokratis dan bermoral.
2. Perjalanan air yang melintas tanpa batas negara karena sifatnya yang dapat berubah dari padat, cair dan gas. Keajaiban siklus hidrologis di alam dinyatakan dalam Weda (Rig. 2.35.3) Water collects together, others join them as rivers and they flow together to a common reservoir. The pure water has gathered round the hydrodynamic power. Keberadaan air pada semua tempat dan makhluk secara dinamik sehingga dapat memberikan pembelajaran keanekaragaman, rekonsiliatif, toleransi dan konsistensi.
3. Tubuh manusia berawal dan dihidupi oleh aliran air, air kehidupan (narayan). Air di alam semesta dimana sebarannya diibaratkan sebagai tujuh sungai kehidupan di India (Saptanadi). Distribusi air dalam seluruh kehidupan dan sistem penyangganya memiliki spirit dan etika pemeliharaan yang bersahaja dan damai seperti sifat keibuan. Saraswati sebagai wanita danau penyedia air susu sumber kehidupan. Saraswati, Air susu-Nya yang melimpah-limpah sebagai sumber kesejahteraan, diberikan kepada semua yang baik. Saraswati, sebagai Ibu yang paling utama, sungai yang paling mulia. Dewi yang paling mulia yang memberi kemasyuran. Itu sebabnya kita harus belajar tentang Air pemberi dan penjaga kehidupan.
4. Eksistensi Pekaseh, Sedahan Agung dan Sabhantara sebagai kelembagaan subak bersifat otonom dan memiliki aturan dan hukum tersendiri. Kehadiran sistem subak telah mampu menghasilkan terasering penampungan air yang tersimpan dalam sistem lanskap. Ayunan simpanan energi analog dengan Pelungan Ida Bhatara yang menghubungkan semua titik sebagai perjalanan suci kehidupan. Keajaiban perjalanan air telah mampu menghasilkan kelembagaan tradisional pengairan yang mandiri. Perlu adanya upaya bersama dalam pengaturan kelembagaan tersebut sesuai dengan dinamika masyarakat.
5. Air telah tersedia dalam berbagai tingkatan potensi, terdistribusi secara ajaib dan menakjubkan melalui mekanisme abadi siklus hidrologi. Ganet Hardin mengungkapkan bahwa ketidakarifan pengelolaan sumberdaya menghasilkan suatu tragedy of common, akibat tidak jelas dan tidak dipatuhinya aturan main. Lebih baik hati – hati mengelola konflik sumberdaya air agar tidak membayar dengan biaya sosial yang sangat tinggi. Perlu diupayakan forum – forum dialog sebagai pemberdayaan dan kajian strategis untuk mengelola sumber daya air tersebut.
Pada millenium ketiga ini, air menjadi Sumber Daya Alam (SDA) yang lebih penting dibandingkan dengan minyak, gas dan pertambangan alam lainnya. Pentingnya air sebagai sumber daya alam dapat ditinjau dari segi ekonomi maupun nilai untuk menunjang kehidupan manusia, dan diperkirakan pada dua generasi mendatang dunia akan menghadapi masalah air yang serius, karena pada masa itu penduduk dunia diprediksikan akan mencapai tiga miliar dimana sebagian besar bermukim di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sejalan dengan pertambahan penduduk dan industrialisasi di Indonesia, kebutuhan akan air (terutama air bersih) akan cenderung semakin meningkat. Akan tetapi, meningkatnya kebutuhan air ini justru diikuti dengan berkurangnya sumber-sumber air itu sendiri, baik itu sumber air tanah ataupun air permukaan. Permasalahan yang kompleks terhadap sumber-sumber air dewasa ini berpengaruh terhadap persediaan air.
Pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat merupakan suatu masalah serius yang dihadapi kota-kota besar, termasuk kota Denpasar. Meningkatnya jumlah penduduk berarti semakin meningkatkan pemenuhan akan kebutuhan air bersih. Sehingga keberhasilan dalam melayani kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat adalah tergantung dari sistem perencanaan jangka panjangnya seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk namun berkurangnya sumber air yang ada.
Perencanaan jangka panjang proses penyusunannya secara hirarkis dimulai dari perumusan visi dan misi perusahaan (corporate vision and mission) yakni suatu yang dicita-citakan yang nantinya akan menjadi arahan jangka panjang bagi pengelolaan perusahaan. Suatu misi haruslah dirumuskan oleh pendiri atau pemilik perusahaan selama waktu berjalan, namun bisa saja suatu kelompok manajemen atau masyarakat ditugaskan untuk meninjau kembali misi yang telah dirumuskan terdahulu dengan menimbang adanya dinamika (perubahan) dan perkembangan yang terjadi. Disinilah peran serta masyarakat (dalam hal ini para pemikir) diharapkan dapat terlibat untuk bersama-sama mengemban misi kedepan, sehingga dapat memecahkan masalah yang ada.
Dalam menentukan kebutuhan penduduk atau konsumen terhadap air bersih terlebih dahulu ditentukan standar konsumsi air.
Saat ini standar konsumsi air untuk daerah perkotaan adalah sebesar 160 liter per orang per hari. Namun untuk standar konsumsi seluruh masyarakat adalah 200 liter per orang per hari, dengan ketentuan pelayanan sebagai berikut:
- Pemenuhan pelayanan domestik sebesar 80% dari jumlah penduduk. Pelayanan domestik mencakup pelanggan rumah tangga dan kran umum.
- Pemenuhan pelayanan nondomestik sebesar 23% dari pelayanan domistik. Pelanggan nondomistik mencakup instansi pemerintah/sosial, industri dan perdagangan , pelabuhan dll.
- Kehilangan air sebesar 20% dari pelanggan domestik dan nondomestik.
Berdasarkan perhitungan terdapat kesenjangan antara proyeksi produksi dalam melayani kebutuhan penduduk akan air bersih. Dalam mengatasi meningkatnya permintaan akan air bersih (dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, perubahan pola konsumsi air masyarakat, terbatasnya sumber air) serta untuk mengantisipasi peningkatan tersebut, maka telah dilakukan pembuatan sumur – sumur dalam (bor) baru.
Pengunaan sumur bor (sumur dalam) semakin lama akan sangat membahayakan lapisan bumi dimana penggunaannya yang semakin meluas akan dapat menurunkan permukaan bumi secara bertahap, sehingga dampaknya akan sangat berbahaya bagi keselamatan mahkluk hidup yang ada dipermukaan bumi termasuk umat manusia, walaupun dampaknya tidak terasa sekarang akan tetapi suatu saat kedepan akan dirasakan oleh generasi berikutnya. Hal ini terjadi karena air tanah (ground water) memiliki kecepatan masuk yang lebih rendah dibandingkan kecepatan pemompaan keluar, sehingga berakibat pada kosongnya lapisan ground water. Sebagai akibatnya maka permukaan bumi akan menurun secara bertahap.
Penurunan debit air saat ini telah terjadi di beberapa sumber mata air. Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan di Danau Buyan (Buleleng), maka air di danau Buyan telah mengalami penyusutan yang sangat drastis dalam dua tahun belakangan ini.
Wilayah daratan yang terbentuk adalah sekitar 343.225,2806 m2, dimana ini berarti telah terjadi penyusutan air danau sebesar 34,3225 hektar. Berdasarkan penelitian tahun 2005, kedalaman danau Buyan adalah sekitar 60 m, sedangkan dalam penelitian tahun 2006 kedalamannya sekitar 54 m. Secara keseluruhan air di danau Buyan telah mengalami penyusutan sebesar 1.029.675,8418 m3 dalam kurun waktu satu setengah tahun. Sebagai sebuah danau fosil, seharusnya air di danau Buyan berada dalam kondisi setimbang. Artinya, pada musim kemarau air akan mengalami penyusutan (akibat evaporasi yang berlebihan) namun akan kembali penuh pada saat musim hujan.
Berkurangnya volume air di danau Buyan banyak disebabkan karena berubahnya topografi di sekitar danau Buyan. Telah terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan evaporasi air danau dengan perembesan air permukaan yang mengalir menuju danau Buyan.
Yang pertama, dalam penelitian ini disampaikan bahwa beda temperatur, kelembaban dan kecepatan angin sangat mempengaruhi terbentuknya hujan di sekitar danau Buyan. Telah terjadi peningkatan temperatur di sekitar danau Buyan sekitar 30C, kelembaban yang semakin tinggi dan kecepatan angin yang semakin lemah. Ketiga parameter tersebut mendorong meningkatnya evaporasi air di danau Buyan namun mengurangi potensi terjadinya hujan sehingga secara langsung akan berakibat pada menurunnya volume air danau Buyan.
Yang kedua, apabila memperhatikan topografi yang ada di sebelah selatan danau Buyan, maka tampak dengan jelas adanya perubahan pada jenis tanaman/pepohonan, dimana tidak ada lagi pohon yang mampu menyerap air permukaan. Sebagai akibatnya maka ketika turun hujan dengan lebat, seluruh air yang mengalir di permukaan tanah akan hanyut dalam bentuk sedimentasi menuju ke danau. Hal ini secara langsung akan menutup permukaan danau dan menyebabkan menyusutnya volume air danau Buyan. Terbukti juga bahwa debit aliran sungai yang mengalir baik ke arah selatan maupun ke utara mengalami penyusutan akibat tertutupnya aliran ke sungai – sungai sebagai hasil dari proses sedimentasi tersebut.
Yang ketiga, telah terjadi eksploitasi yang berlebihan terhadap air danau Buyan. Perkebunan yang ada di bagian timur dan selatan danau Buyan menggunakan air yang diambil dari danau. Ada dua puluh penduduk yang memompa air danau Buyan dengan kapasitas masing – masing 2.000 liter perhari. Sehingga apabila dihitung penduduk di sekitar danau Buyan menggunakan air sebesar 29.200 m3 dalam satu setengah tahun ini. Perkebunan strawberry yang ada di sekitar danau Buyan juga menggunakan sumber air dengan debit per hari sebesar 2,74 m3, sehingga dalam satu setengah tahun menggunakan sumber air sebesar 2.000 m3. Apabila jumlah kebun strawberry yang ada sekitar 10 titik, maka dalam satu setengah tahun telah terjadi pemakaian air sebesar 20.000 m3.
Yang keempat adalah, diduga terjadi kebocoran di sekitar danau Buyan. Hal ini bisa dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja. Tidak disengaja adalah akibat adanya pergeseran pada permukaan bumi, sehingga mengakibatkan terjadinya celah di dasar ataupun di bibir danau. Sedangkan yang disengaja adalah akibat adanya kegiatan ekslpoitasi terhadap permukaan bumi, yang secara tidak disadari berakibat pada retaknya permukaan bumi, tepat di sisi yang sama dengan dasar danau. Apabila penyusutan air danau Buyan disebabkan oleh eksploitasi air untuk perkebunan, sedimentasi dan peningkatan evaporasi, maka kecepatan penyusutan tersebut tidak akan mencapai angka 1.029.675,8418 m3 dalam kurun waktu satu setengah tahun ini. Sehingga perlu ditengarai adanya retak dan kebocoran baik di dasar maupun bibir danau. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan tracer (pencacah) isotop radiokatif, sehingga akan diketahui bagaimana penyusutan air danau Buyan terjadi secara drastis.
Peningkatan temperatur dan menyusutnya air di danau Buyan tidak bisa ditoleransi lagi, karena sudah menjadi komitmen kita bersama untuk mempertahankan kenaikan temperatur sebesar 10C dalam waktu seratus tahun dan menjaga volume air tidak melebihi 20.000 m3 per tahun.
Untuk mengatasinya maka perlu:
1. Pemercepatan penghijauan kembali di lereng – lereng gunung yang mengelilingi danau Buyan. Untuk bisa mempertahankan temperatur sebesar 10C dalam waktu seratus tahun, maka luas hutan yang harus dibuat adalah lima kali dari luas hutan yang ada sekarang. Hal ini selain akan mengurangi perubahan temperatur juga akan mengurangi laju evaporasi air danau dan mempercepat proses kondensasi di permukaan. Dengan demikian kapasitas dari aliran air akan senantiasa konstan dan setimbang serta akan mengembalikan volume air danau Buyan.
2. Lahan sayuran yang saat ini ada di sekitar danau Buyan perlu pembudidayaan secara benar. Diperlukan metoda dan teknik penanaman yang baik sehingga tidak memerlukan banyak air untuk pembudidayaannya.
3. Sumur bor yang ada di sekitar danau Buyan juga perlu dihentikan serta diuji dengan isotop radioaktif, untuk membuktikan bahwa tidak ada kebocoran di bibir dan dasar danau akibat pemboran tersebut.
4. Penegasan kembali terhadap sempadan, hak dan kewenangan masyarakat sekitar danau, peran pemerintah dan upaya penanggulangan secara terpadu. One island one gate policy.
Perlu diketahui, bahwa semakin banyak sedimentasi yang terjadi di danau Buyan akan berakibat pada menurunnya volume air di danau Buyan dan menurunnya debit aliran ke sungai – sungai. Serta bagi penduduk di sekitar danau Buyan juga akan menimbulkan masalah bagi pompa mereka, karena akan memerlukan daya yang lebih besar (berarti perlu bahan bakar yang lebih banyak dan waktu yang lebih panjang) untuk memperoleh jumlah air yang sama, serta akan berakibat pada terjadinya kavitasi pada pompa mereka.
Pada millenium ketiga ini air akan menjadi Sumber Daya Alam (SDA) yang lebih penting dibandingkan dengan minyak. Pentingnya air sebagai sumber daya alam dapat ditinjau dari segi ekonomi maupun nilai untuk menunjang kehidupan manusia. Diperkirakan pada dua generasi mendatang dunia akan menghadapi masalah air yang serius, karena pada masa itu penduduk dunia diprediksikan akan mencapai tiga miliar, sedangkan sumber daya air akan mengalami penurunan.
Sejalan dengan pertambahan penduduk dan industrialisasi di Indonesia, kebutuhan akan air (terutama air bersih) akan cenderung semakin meningkat. Akan tetapi, meningkatnya kebutuhan air ini justru diikuti dengan berkurangnya sumber-sumber air itu sendiri, baik sumber air tanah ataupun air permukaan. Permasalahan yang kompleks terhadap sumber-sumber air dewasa ini berpengaruh terhadap persediaan air di masa mendatang.
Pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat merupakan suatu masalah serius yang dihadapi kota-kota besar, termasuk kota Denpasar, Tabanan, Badung dan Gianyar atau yang lebih sering disebut sebagai Sarbagita. Meningkatnya jumlah penduduk harus seiring dengan upaya penyediaan air bersih.
Selain hal tersebut, permasalahan air bersih ini harus dibarengi dengan peningkatan kinerja perusahaan jasa air minum, terutama dalam pemilihan peralatan dan distribusi. Peningkatan ini akan lebih bermanfaat lagi apabila perusahaan mampu memprediksi proyek jangka panjangnya.
Salah satu tolak ukur yang menunjang keberhasilan dalam melayani kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat adalah tergantung dari sistem perencanaan jangka panjangnya. Berhubungan dengan masalah ini perlu dirancang dan direncanakan instalasi pengolahan air minum yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Sarbagita, mulai dari kebutuhan peralatan produksi dan distribusi air minum masyarakat untuk proyeksi tiga puluh tahun yang akan datang.
Perencanaan jangka panjang juga disebut strategic plan. Proses penyusunannya secara hirarkis dimulai dari perumusan visi dan misi perusahaan (corporate vision and mission) yakni suatu usaha yang dicita-citakan yang nantinya akan menjadi arahan jangka panjang bagi pengelolaan perusahaan. Misi sering juga disebut dengan tujuan (super-goal). Suatu misi haruslah dirumuskan oleh pendiri atau pemilik perusahaan selama waktu berjalan, namun bisa saja suatu kelompok manajemen atau masyarakat ditugaskan untuk meninjau kembali misi yang telah dirumuskan terdahulu dengan menimbang adanya dinamika (perubahan) dan perkembangan yang terjadi. Disinilah peran serta masyarakat (dalam hal ini para pemikir) diharapkan dapat terlibat untuk bersama-sama mengemban misi kedepan, sehingga dapat memecahkan masalah yang ada.
Kota Denpasar saja dalam rangka melayani kebutuhan akan air bersih seluruh masyarakat pada tahun 2001 baru mencapai 815 liter/detik (70.416.000 liter per hari), yang terdiri dari:
- Instalasi pengolahan air Tukad Ayung III dengan kapasitas sebesar 385 liter/detik
- Delapan unit sumur dalam dengan kapasitas 180 liter/detik
- Pembelian air dari PDAM Badung kapasitas sebesar 150 liter/detik
- Pembelian air dari PDAM Gianyar kapasitas 25 liter/detik
- Pembelian air dari PTTB kapasitas 75 liter/detik
Produksi air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk
Dalam menentukan kebutuhan air bersih bagi penduduk atau konsumen, terlebih dahulu ditentukan standar konsumsi air untuk daerah perkotaan yakni sebesar 160 liter /orang hari atau 0,160 m3/orang hari. Untuk proyeksi direncanakan jumlah produksi dengan ketentuan pelayanan sebagai berikut :
- Pemenuhan pelayanan domestik sebesar 80% dari jumlah penduduk. Pelayanan domestik mencakup pelanggan rumah tangga dan kran umum.
- Pemenuhan pelayanan nondomestik sebesar 23% dari pelayanan domistik. Pelanggan nondomistik mencakup instansi pemerintah/sosial, industri dan perdagangan , pelabuhan dll.
- Kehilangan air sebesar 20% dari pelanggan domestik dan nondomestik.
Dari data yang ada jumlah kebutuhan produksi air bersih Kota Denpasar pada Tahun 2010 adalah sebesar 129.846,8 m3/h atau 3.116.323.200 liter per hari. Sehingga akan terjadi kesenjangan antara produksi terhadap kebutuhan penduduk. Dalam mengatasi permintaan akan air bersih yang diproyeksikan terus meningkat dan dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, perubahan pola konsumsi air masyarakat, terbatasnya sumber air serta untuk mengantisipasi peningkatan tersebut, maka perlu dibangun instalasi pengolahan air yang dapat mensubsidi kekurangan tersebut.
Pengunaan sumur bor (sumur dalam) semakin lama akan sangat membahayakan lapisan bumi dimana penggunaannya yang semakin meluas akan dapat menurunkan permukaan bumi secara bertahap, sehingga dampaknya akan sangat berbahaya bagi keselamatan mahkluk hidup yang ada dipermukaan bumi termasuk umat manusia , walaupun dampaknya tidak terasa sekarang akan tetapi suatu saat kedepan akan dirasakan oleh generasi berikutnya. Sementara itu pembelian air dari perusahaan lain dapat ditekan melalui pembuatan instalasi pengolahan air permukaan yang baru, dimana salah satunya adalah dengan menggunakan sumber air laut.
Dalam Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud dengan: sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada di darat dilakukan dengan memperhatikan fungsi lingkungan hidup. Selain itu, badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di darat untuk kegiatan usaha setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya air dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Pengaturan terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum bertujuan untuk:
a. terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau;
b. tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan; dan
c. meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Untuk itu, Prof. Wijaya Kusuma akan berupaya memenuhi tuntutan kebutuhan air minum di Kota Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita), sehingga sumber daya air yang berasal dari permukaan dapat digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan akan pertanian (irigasi) tanpa merusak tatanan yang sudah ada serta bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih.
Why Water Treatment?
There is a lot of water on earth, but still it is rare fluid
Just 2% of the total volume is suitable for our daily need
Water means life
Our Vision
Without water we can not survive
Fresh drink water must be attainable for everyone (drinking, cooking etc.)
Fresh drink water is the first step to a healthy life
With fresh drink water, business can increase (Tourism, Food)
Investment in water is fruitful
Our Mission
To supply fresh drink water (WHO standard)
To make fresh drink water attainable and payable for everyone
To supply solutions for water treatment problems (potable water, irrigation, waste water, sewerage, brackish, etc.)
To increase the quality of the environment
Goal
To supply high quality (drink) water, no matter where it comes from
Solutions
Developed dedicated processes for treating contaminated water, requiring minimal energy, maintenance and utilizing readily available chemicals.
The systems are suitable for small communities, private users such as hotels, holiday resorts and industrial plants, which are pumping water directly from low quality surface, underground water sources and sea water.
Our standard systems treat from 7 m³/day up to 500 m³/hr (= 500.000 liters / hr)
Company
• Professional, dedicated and well educated employers
• High service level
• Consultancy
• Solutions to your problem(s) / request(s)
• Maintenance
• Partnership with clients
Main usage application groups
• Potable water for human consumption –drinking water (WHO-standard)
• Industrial usage (process water)
• Irrigation
Global solutions for water treatment and filtration
• Water treatment systems
• Industrial (waste water, food & textile industries)
• Municipal (sewer & drinking water plants)
• Agricultural ( RO systems & irrigation )
• Hotels & Resorts (drinking water, grey water treatment & energy solutions)
• Cold and heath out of Seawater for reducing energy costs for air conditioning
Technology
Industrial water process: Membrane, Filtration, Sedimentation, Coagulation, Biological treatment and Ozon (O3)
Drinking water including: Membrane, Active carbon filters, Aeration, biologic and chemical treatments, Ultra violet (UV) and Other depends on design.
Reverse Osmosis Systems
• Pure drinking water from seawater
• Desalination treatment of sea water & brackish water
• Removal of poisonous contaminations or production of ultra pure water
• Reverse Osmosis (RO) is a reliable, easy to use membrane separation process for desalination and purification of water
• Modern RO membranes are capable of the highest filtration level, separation of dissolved salts from water (with over 99% efficiency) and almost complete removal of bacteria, viruses and colloidal matter.
Sistem Pengolahan Air
Instalasi pengolahan air secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Intake
2. Aeration cascade dan bak pencampur (mixing chamber)
3. Pulsator
4. Filter dan sistem back wash
5. Bangunan kimia (chemical building)
Unit Intake
Bangunan intake berfungsi sebagai penyadap air baku. Bangunan ini harus dilengkapi dengan screen agar dapat melindungi sistem perpipaan dan pompa dari kerusakan atau penyumbatan yang diakibatkan oleh adanya material melayang atau mengapung. Intake pada instalasi ini memiliki beberapa unit yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
Saluran Pembawa
Sumber air baku diperoleh dari air laut di hulu lokasi intake. Aliran air di connection channel mengalir dengan debit yang telah diatur oleh regulating gate menuju bak prasedementasi. Pada saat tertentu saluran tersebut dapat menjadi kotor oleh lumpur, sehingga perlu dilakukan pembersihan dimana air tersebut dibuang kesaluran drain.
Bak Prasedementasi
Pada kenyataannya bak prasedementasi ini tidak berfungsi untuk mengendapkan partikel disket secara optimal. Air baku yang waktu masuk dari connection channel diatur flanges sliding gate. Dengan waktu tertentu diharapkan lumpur akan mengendap pada bak ini dan air akan mengalir ke sumur pengumpul melalui pelimpah.
Sumur Pengumpul
Sumur pengumpul berfungsi untuk mengumpulkan air yang berasal dari bak prasedementasi sebelum dipompakan menuju instalasi. Air dalam bak pengumpul akan dihisap oleh masing-masing pipa yang dilengkapi dengan strainer. Strainer di pipa isap berguna untuk menyaring benda-benda kasar yang dapat merusak pompa, Selain itu juga dipasang water level indikator yang berfungsi untuk mengontrol tinggi muka air. Jika tinggi muka air terlalu rendah pompa akan berhenti secara otomatis, sedangkan jika tinggi muka air naik hingga mencapai ketinggian tertentu maka pompa dapat dihidupkan kembali secara manual sehingga tidak terjadi kehabisan air pada sumur pengumpul.
Saluran Penguras Lumpur
Lumpur di bak prasedementasi dan bak pengumpul dibuang melalui sebuah saluran khusus yang terletak dibawah pelimpah antara bak prasedementasi dan bak pengumpul (sump well). Pengurasan lumpur dilakukan dengan membuka sliding gate di sebelah hilir bak prasedemantasi, yang selanjutnya air beserta lumpur mengalir melalui saluran pembuang menuju sungai.
Rumah Pompa
Perhitungan perencanaan pompa pada intake diawali dengan menggunakan persamaan kontinuitas,
Q = A · V………………………………………………………... (1)
Dimana :
Q = debit aliran (m3/dt)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampamg pipa (m2)
· Perhitungan Head Instalasi Pompa
- Mayor Losses (hf)
Mayor losses adalah kerugian head yang disebabkan oleh terjadinya gesekan antar fluida yang mengalir dengan dinding dalam pipa. Mayor losses dipengaruhi oleh kekasaran permukaan dinding pipa bagian dalam, kecepatan aliran fluida, serta panjang pipa
hf = ………………………………………………………..(2)
dimana :
hf = mayor losses (m)
f = faktor gesek
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa bagian dalam (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/dt)
g = gravitasi bumi (9.81 m/dt2)
Bilangan Reynolds dapat dirumuskansebagai berikut :
Re = …………………………………………………………..(3)
dimana :
Re = bilangan Reynolds
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
V = kecepatan aliran fluida (m/dt)
D = diameter pipa (m)
μ = viskositas absolute fluida (kg/m dt)
Pada temperatur 20˚ C air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
ρ = 998,3 kg/m3 dan μ= 0.993 . 10-3 kg/m dt
- Faktor gesek
Faktor gesek (f) merupakan fungsi dari bilangan Reynolds (Re) dan kekasaran relatif (e/d). Faktor gesek dapat diturunkan secara sistematis untuk aliran laminer, tetapi belum ada hubungan matematis yang sederhana untuk menyatakan variasi f dengan bilangan Reynolds untuk aliran turbulent. Apabila harga kekasaran absolute (e) diketahui, maka harga faktor gesek (f) dapat dilihat pada Moody Diagram. Sedangakan untuk pipa-pipa mulus/licin dengan bilangan Reynolds antara 3000 sampai 100.000, harga-harga faktor gesek dapat dicari dengan rumus :
f = ; 3000≤ Re ≤ 100.000 ……………………………...(4)
f = ; Re ≥ 100.000 ………………………………….(5)
- Minor Losses (hm)
Minor losses adalah kerugian yang terjadi karena adanya belokan-belokan, katup-katup, pecabangan dan juga karena adanya perubahan pada luas penampang pipa. Kerugian head tersebut ditentukan dengan menggunakan persamaan :
hm = ………...………………………………………………..(6)
dimana :
V = kecepatan aliran fluida (m/dt)
K = koefesien minor losses
hm = minor losses
g = gravitasi (9,8 m/dt2)
- Head Losses Total
Hl = hf + hm ………………………………………………………….(7)
- Head Losses Instalasi Pompa.
Hlip = Hls + Hld
· Penentuan Putaran Spesifik (Ns)
Ns = n х ….………………………………………………...(8)
dimana :
Ns = putaran permintaan (rpm)
n = putaran poros pompa (ns)
Q = kapasitas aliran(l/dt)
H = head total pompa (m)
· Daya pompa
Daya pompa = …………….………………………..(9)
Dimana :
Q = debit air yang akan dialirkan/kapasitas pompa (l/dt)
H = head total (m)
ρ = massa jenis air pada 20˚ C (998.3 kg/m3)
g = gravitasi (9,8 m/dt2)
η = effisiensi pompa
tr = effisiensi transmisi = 1
Rumah pompa di intake mempunyai beberapa buah pompa yang dihubungkan dengan sumur pengumpul dengan pipa isap (suction).
Perlengkapan pada rumah pompa adalah sebagai berikut :
· Non Return : berfungsi untuk menekan aliran listrik
· Manifold : untuk mengalirkan air dari masing-masing pompa
· Aliran kerusakan pompa
· Indikator tekanan pompa(pump pressure indikator)
· Pressure pump pada manifold
· Presure indikator pada pipa
· Alat sensor aliran air baku
Pompa pada Intake instalasi digunakan untuk menaikkan air dari sump well ke instalasi pengolahan selanjutnya dan terdiri dari beberapa buah pompa dengan kapasitas masing-masing pompa adalah 95 l/dt, didalam pengoperasiannya hanya beberapa buah pompa beroperasi dan sebuah pompa sebagai cadangan. Masing-masing pompa tersebut dilengkapi motor yang berkapasitas power 90 KW.
Anti Water Hamer
Anti water hammer berfungsi untuk meredam aliran balik apabila pompa berhenti secara mendadak. Hal ini perlu dilakukan agar pompa tidak terhantam aliran balik tersebut yang dapat merusak pompa. Prinsip kerja anti water hammer adalah tekanan ditabung anti water hammer sedemikian rupa sehingga selalu sama dengan tekanan air yang dihasilkan oleh pompa. Apabila pompa berhenti bekerja tekanan disekitar pompa akan menjadi rendah sehingga air berada dalam tabung anti water hammer akan keluar karena tekanannya
Unit Aerator
Unit Aerator dapat digolongkan sebagai unit operasi dalam pengolahan air minum. Aerasi adalah suatu bentuk operasi perpindahan gas yang pada umumnya dipakai untuk :
· Menambahkan oksigen guna mengoksidasi besi atau mangan yang terlarut.
· Menghilangkan karbondioksida untuk mengurangi terjadinya korosi dan gangguan pada proses pelunakan dengan lime soda.
· Menghilangkan hidrogen sulfida hidrogen untuk menghilangkan bau dan rasa.
· Menghilangkan gas-gas yang dapat menghasilkan korosif
· Menghilangkan volatilmoil
Pada proses Aerasi terjadi pertukaran gas yang meliputi gas-gas yang dikeluarkan dari air ke udara dan gas-gas yang dimasukkan kedalam air.
Unit Pulsator
Pulsator clarifier merupakan suatu unit yang berfungsi sebagai flokulator dengan sistem pulsasi sludge blanket. Unit ini terdiri dari dua pulsator clarifier (dengan satu sistem vacum chamber), dimana setiap pulsator dirancang, untuk klarifikasi air baku tanpa penambahan polimer dan mempunyai ukuran setengah dari input nominalnya (95 l/dt). Pada prinsipnya unit pulsator terdiri dari beberapa sistem yaitu vacum chamber,sistem distribusi air baku, sistem pengumpulan air terklarifikasi, sistem pengurasan lumpur dan sistem pembersihan.
Unit Filter
Pada unit filter ini digunakan beberapa buah nozzle yang dipasang pada ancor ring dan rubber gasket. Hal ini dipandang perlu agar pasir yang berada di atasnya tidak terbawa aliran masuk ke sistem outlet filter yang akan mengakibatkan kerusakan siphon maupun pompa-pompa di unit selanjutnya. Selain itu pula nozlle berperan pula dalam sistem backwash.
Bangunan Kimia
Bangunan kimia ini merupakan sutu bangunan yang berfungsi untuk mempersiapkan dan mensuplay bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pada instalasi. Bahan kimia yang dipersiapkan adalah alum untuk koagulasi dan hipokloid untuk proses prachlorinasi dan disinfeksi. Di dalam bangunan kimia ini terdapat bak-bak yang dilengkapi dengan pengaduk yang digerakkan oleh motor secara elektrik. Air tercampur dikirim dari bak pengumpul air hasil filtrasi. Sedangkan untuk menginjeksikan larutan hipoklorid digunakan tiga buah pompa dengan spesifikasi sebagai berikut :
· Satu pompa dogging type reciprocating dengan debit yang diatur secara manual sekitar 200 l/jam dengan tekanan 2 bar , yang digerakkan oleh motor listrik dengan 0.55 Kw untuk proses prachlorinasi.
· Satu pompa dogging type reciprocating, dengan debit yang diatur secara manual sekitar 66 l/jam dengan tekanan 2 bar, yang digerakkan motor listrik dengan daya 0.25 KW untuk proses diinfeksi
· Satu pompa dogging dengan type reciprocating, dengan debit yang diatur secara manual sekitar 200 l/jam dengan tekanan 2 bar, yang digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0.55 KW untuk cadangan
Setelah tahapan-tahapan dari proses pengolahan air,selanjutnya air yang sudah diolah ditampung pada reservoir yang mempunyai kapasitas 10.000 m3 dan 8.000 m3 dilokasi Instalasi Pengolahan Air .
Sistem Distribusi
Untuk dapat mendukung kontinuitas pelanggan selama 24 jam dengan tekanan di masing-masing pelanggan bisa merata, maka pada daerah-daerah tertentu akan dilengkapi dengan 3 (tiga) unit bangunan penampung air (reservoir) yang lokasinya menyebar diseluruh area pelanggan. Dan untuk menyalurkan air dari sumber sampai kepada masyarakat pelanggan dipergunakan pipa transmisi dan pipa distribusi sepanjang 1.050.019 m. Pipa-pipa tersebut digolongkan menjadi pipa induk dan pipa dinas. Pipa induk dapat terdiri dari pipa primer, sekunder, dan tersier. Dimana fungsi pipa induk tersebut adalah menyalurkan air ke seluruh daerah distribusi. Sedangkan pipa dinas berfungsi untuk membagi air ke para pelanggan. Pipa-pipa tersebut dipasang dengan membentuk sistem jaringan sehingga air dapat disuplay secara merata sesuai dengan yang dibutuhkan.
Komponen Sistem Distribusi
Komponen sistem distribusi meliputi hal-hal seperti dibawah ini :
1. Stasiun Pompa
Stasiun pompa ini berfungsi sebagai berikut :
a. Memompa air dari bangunan penyadap air baku ke bangunan pengolahan
b. Memompa air secara langsung pada sistem penyimpanan
c. Menaikkan air ke daerah pelayanan yang mempunyai ketinggian diatas rata-rata
2. Pipa Primer dan Pipa Sekunder
Pada umumnya pipa primer dan pipa sekunder terdapat pada jaringan distribusi besar dengan bentuk networks. Pada sistem distribusi yang kecil pipa sekunder biasanya merupakan pipa cabang. Penggunaan jenis material pipa tergantung dari kebutuhan dan manfaat serta keadaan topografi maupun kondisi tanah
3. Water Meter
Water meter merupakan alat untuk mencatat kuantitas air yang mengalir. Alat ini sangat penting dan harus dipasang pada sistem distribusi. Juga sangat berguna pada sistem manajemen perusahaan terutama di bidang operasi. Pemasangan dari water meter ini ditempatkan pada tempat-tempat yang diperlukan seperti inlet sistem distribusi outlet service reservoir, pipa pembawa dan pumping station.
4. Hidran Kebakaran
Pemadam kebakaran tidak selalu menjadi tanggung jawab dari pengelola air bersih, namun berdasarkan praktisnya pengelola air menyediakan air untuk kebakaran setiap saat dengan memasang fine hydrant.
Sistem Instalasi Pipa
Pipa merupakan jalan bagi mengalirnya fluida ke unit pengolahan selanjutnya atau ke konsumen. Sistem instalasi pipa dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu :
a. Sistem transmisi
Meliputi pipa transmisi/pembawa yang fungsinya mengalirkan fluida dari unit INTAKE (penyadap air baku) ke unit pengolahan , untuk selanjutnya dialirkan ke bak pengolahan
b. Sistem distribusi
Meliputi pipa distribusi/pipa penyalur dan berfungsi untuk membagi air ke pelanggan.
Dasar perhitungan pimilihan ukuran pipa pada sistem perpipaan instalasi pengolahan air adalah dengan mempergunakan hukum kontinuitas.
Q = A · V…………………………………………………………….(2.10)
Q = ……………….……………………………………(2.11)
Q = …………………………………………………….(2.12)
dimana :
D = diameter pipa yang dihitung (m)
Q = debit air yang dialirkan (l/dt)
V = kecepatan fluida (m/dt)
Jenis pipa
Beberapa jenis pipa yang umum digunakan dalam sistem distribusi adalah :
1. Cast Iron Pipe (CIP)
2. Ductile Iron Pipe (DIP)
3. Poly-vinyl Chloride (PVC)
4. Asbestos-cement Pipe (ACP)
Perlengkapan pipa
Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem distribusi adalah sebagai berikut :
1. Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat menutup supply air yang diperlukan
2. Air release valve (katup angin)
Berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran. Air valve dipasang pada setiap bagian jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm.
3. Manhole
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi gangguan pada valve.
4. Bangunan perlintasan pipa
Diperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai maupun jalan umum.
5. Thrust block
Diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang tak seimbang,misalnya pada pergantian diameter akhir pipa, belokan, gaya ini harus ditahan oleh thrust blok untuk menjaga agar fitting tidak bergerak.
6. Meter air
Dipasang untuk untuk mengetahui besarnya pemakaian air dan untuk mempermudah pendeteksian kebocoran pipa dalam suatu zona.
7. Meter tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa.
8. Sambungan pipa
Sambungan pipa dan perlengkapannya sering digunakan untuk penyambungan pipa. Sambungan pipa dan kelengkapannya meliputi bell dan spigot hang join, increaser, reduser, bend.(belokan), tee, tapping bend.
Dalam pembangunan Water Treatment System yang menggunakan air laut sebagai bahan baku, maka peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Commercial reverse osmosis
Sea water desalination filters
Water store equipment
Water softening
Iron filters
Complete water filtration
Commercial ultraviolet disinfection systems
Commercial water treatment
Sea Water Reverse Osmosis, ukuran 37.900 liter per hari, harga Rp. 2.008.500.000,00
Water Storage, ukuran 37.900 liter per hari, harga RP. 448.500.000,00
Pompa dengan kapasitas 81.864 liter per hari, dengan harga 26.850.000,00. Dengan demikian, investasi untuk Sea water reverse osmosis adalah 2.483.850.000,00.
Pengerjaan plumbing untuk water treatment adalah sebesar 60% dari total biaya di atas, sehingga total biaya untuk pengerjaan adalah sebesar Rp. 3.974.160.000,00.
Total kebutuhan air di Bali adalah 684.864.000 liter per hari. Dengan asumsi air minum yang akan dilayani adalah untuk seperempat kebutuhan air minum di Bali, maka total produksi air minum yang dihasilkan adalah 171.216.000 liter per hari dengan nilai investasi adalah sebesar Rp. 17.953.556.162.533.00.
Untuk tahap awal, maka sistem ini akan diproduksi untuk memenuhi hotel, perumahan dan villa serta restoran yang ada di kawasan Badung dan Denpasar, dengan kebutuhan air minum sebesar 8% (delapan persen) dari total kebutuhan air di Bali, atau 55.755.368.64 liter per hari dengan nilai investasi sebesar Rp. 5.846.457.937.581.59.
Initial Investment Cost
Sea Water Reverse Osmosis, ukuran 37.900 liter per hari, harga Rp. 2.008.500.000,00
Water Storage, ukuran 37.900 liter per hari, harga RP. 448.500.000,00
Pompa dengan kapasitas 81.864 liter per hari, dengan harga Rp. 26.850.000,00.
Dengan demikian, investasi untuk Sea water reverse osmosis untuk kapasitas 37.900 liter per hari adalah Rp. 2.483.850.000,00.
Pengerjaan plumbing untuk water treatment adalah sebesar 60% dari total biaya di atas, sehingga total biaya untuk pengerjaan Sea Water Reverse Osmosis dengan ukuran 37.900 liter per hari adalah sebesar Rp. 3.974.160.000,00.
Untuk tahap awal maka sistem ini akan memproduksi air bersih untuk memenuhi hotel, perumahan dan villa serta restoran yang ada di kawasan Badung dan Denpasar, dengan kebutuhan air minum sebesar 8% (delapan persen) dari total kebutuhan air di Bali, atau 55.755.368.64 liter per hari.
Total investasi awal untuk sistem produksi adalah sebesar Rp. 5.846.457.937.581.59.
BEP terjadi pada tahun ke enam, apabila hanya mengandalkan pada penjualan air bersih. Sedangkan apabila untuk produksi air minum, maka BEP akan terjadi di tahun kedua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar